Aku tau dia ODHA dan aku merangkulnya dengan CINTA

author

Aku adalah remaja wanita yang diberi Tuhan kesempatan untuk aku berbagi cinta kepada mereka tanpa perlu kutelusuri statusnya terlebih dahulu.. Awal perkenalanku dengannya adalah ketika aku mulai aktif disebuah lembaga yang concern di issue HIV/Aids. Beliau adalah satu dari banyak wanita positif yang mencoba untuk survive di tengah keterbatasannya sebagai seorang yang “sehat”. Aku ingat betul bagaimana ia dengan gaya malu-malunya ketika mulai open status kepadaku. Aku yang notabennya saat itu sudah tahu tentang dia berusaha untuk menjadi orang yang seraya begok, seakan tidak tahu tentang latar belakangnya. Bukan bermaksud jahat, hanya saja aku ingin lebih menjaga privasinya dengan tidak bersikap talkative tentang hidupnya.

Ketika itu siang, selesai aku melakukan educasi HIV/Aids ke sekolah di ruang sholat. Tiba-tiba tanpa sengaja kami berdiskusi menceritakan tentang temannnya yang positive yang saat itu masuk RSU Raden Mataher Jambi. Mungkin karena pembicaraan kami yang begitu akrab sehingga ia melontarkan pertanyaan “ngomong-ngomong soal HIV, kamu emang tahu status mbak??”. Aku yang saat itu sedang berbenah di depan kaca merapikan jilbabku, KAGET !!. dan sontak dan spontannya aku berkata “Tau, mbak positive kan ?!” ucapku dengan nada tegas, kendati beliau tidak tahu jika saat aku membelakanginya aku menutup mata seraya berkata dan memaki diri sendiri dalam hati “BEGOK !! gak bisa basa basilo yaa !

Sontak beliau terkejut dan dengan senyum dia memelukku dari belakang. “Tau dari mana kamu? Seraya berkata dibarengi dengan senyum tipisnya. “Ya ela mbak, aku mah lebih hebat dari paparazzi hehe, (kataku cengengesan), “trus kalo mbak positive memang kenapa? Berkipir kalo aku bakal ninggalin kamu? Bakal ga mau ngobrol, bersentuhan dan akrab lagi kayak gini?? Ucapkan seraya membalikkan badan ke arahnya, dan menuju ke dipan berharap ia mengikutiku dari belakang..

Lalu iapun mengambil posisi yang sama, dengan tatapan mata yang tajam ia menggenggam tanganku . Ia ceritakan awal mula ia mendapati tubuhnya terjangkit virus mematikan itu. Dan dari sana ia mulai bercerita tentang bagaimana ia melewati masa-masa kitisnya sebagai orang pesakitan (AIDS) yang selama bertahun-tahun terbaring tak berdaya di atas pembaringan di ruang isolasi. Hingga sampailah akhirnya mukjizat itu datang, beratnya yang saat itu tak sampai 20 kilo berhasil dirombaknya menjadi 38 kilo, sampai hingga saat ini ia menjadi seorang wanita single parents untuk buah hatinya.. buah cintanya bersama Almarhum suaminya yang lebih dulu bersemayam di pangkuan Tuhan. Rasa cinta beliau terhadap anaknya tak berkurang meskipun anaknya terlahir tidak sempurna. “RS” perempuan berusia 28 tahun yang positive, beliau dengan tubuhnya yang mungil dengan tinggi tak sampai 150 cm dan berat 38 kg tertatih tatih untuk menggendong bidadari mungilnya yang berusia 12 tahun dari kursi roda untuk mengganti pembalud Haid…

Dalam perenungan

Jambi, 3 Desember (Sehari setelah celebrate Aids sebagai Agen Of Change oleh Remaja Jambi)

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.