STOP BULLYING!

author

Bullying. Itu adalah kata-kata baik dalam bahasa Indonesia atau pun Inggris tidak asing dan selalu kita dengar dimana-mana. Sesuai dengan namanya yang kita dengar dimana pun, bullying ini juga terjadi di mana-mana. Baik itu di dalam sekolah yang geng cupu ditindas oleh geng populer, di rumah tangga yang biasa kita dengar dengan sebutan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), kampus, tempat kerja, yaa dimana pun kita berada. Ironisnya kita bahkan tidak sadar kalau kita telah melakukan tindak bullying, tanpa kita sadari kita mengejek-ngejek teman kampus kita, kita mengejek adik-adik kita, itu semua sudah termasuk bullying tapi kita tidak pernah mengetahui kalau semua itu tergolong kedalam tindak bullying.

Baru-baru kita kita mendengar ada tindak bullying yang terjadi di salah satu SMA swasta terkenal di Jakarta Utara. Seorang anak disiksa, dipukuli dan diancam oleh senior-seniornya disekolah sewaktu MOS (Masa Orientasi Sekolah). Setelah di pukuli, anak itu diancam akan dibunuh kalau melaporkan kepada orang tuanya soal hal ini. Bagaimana bisa anak SMA yang baru sedang beranjak dewasa melakukan semua kejahatan itu? Siapa yang harus disalahkan dalam hal ini? Anak-anak? Orang tua? Guru? Pemerintah? Tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini. Sebelum terjadinya tindak bullying, ada baiknya orang tua, sekolah dan pemerintah memperkenalkan kata bullying kepada anak-anak supaya mereka tau apa itu di-bully, apa itu mem-bully, apa yang akan terjadi jika di-bully dan apa konsekuensinya jika melakukan tindak bullying.

Bullying dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) serta LGBT (Lesbian Gay Bisex Transgender) sangat dekat kaitannya, di mana masyarakat kita yang belum bisa menerima kehadiran LGBT dan ditambah lagi dengan ODHA yang mereka anggap sebagai orang yang patut dijauhi karna dapat menularkan penyakitnya. Dengan pengetahuan yang sangat minim dan kerdilnya pikiran masyarakat yang selalu menolak hal yang bertentangan dengan sekitarnya menyebabkan mereka mengucilkan dan mem-bully secara langsung. Contoh kecil yang terjadi kepada kaum LGBT yaitu kebanyakan orang akan menjauh dengan tanpa adanya alasan yang jelas ketika tau bahwa salah satu sahabatnya adalah kaum LGBT. Sangat miris ketika melihat kaum intelek yang akan memajukan Indonesia bisa berpikiran sangat keji.

Kehidupan yang dijalani oleh LGBT dan ODHA sangat lah berat baik itu dari dirinya sendiri atau dari kalangan luar. LGBT tidak diterima oleh orang-orang yang berada di Indonesia. Bukan hanya di Indonesia saja, tapi di luar negeri juga terdapat banyak kasus bullying yang menyebabkan korban memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karna tidak tahan akan caci makian serta perilaku orang disekitarnya. Kebetulan di Indonesia sudah ada satu komunitas yang menaungi seluruh LGBT yang ada di Indonesia. Salah satu komunitas yang bernama “Q” yang memang mengurusi para LGBT dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh mereka. Mereka bukanlah orang-orang yang harus dijauhi, karna mereka jugalah manusia biasa yang memiliki hak untuk mencintai dan dicintai oleh siapapun sama seperti kita.

Begitu juga dengan ODHA, mereka sudah memiliki satu komunitas yang menaungi mereka dan bisa membina mereka dengan cara memberikan penyuluhan. Mereka juga menggunakan social media untuk memberikan informasi-informasi yang selama ini belum kita ketahui yang berkaitan dengan HIV/AIDS yaitu IAC (Indonesian AIDS Coalition). Mereka nggak cuma memberikan penyuluhan, tapi mereka juga menggali potensi-potensi yang ODHA miliki lalu di publish ke masyarakat supaya masyarakat tau bahwa ODHA bukanlah orang-orang yang tidak bisa apa-apa, ODHA juga bisa melakukan hal seperti yang kita lakukan, mereka juga memiliki bakat-bakat unik sama seperti kita.

Bullying mungkin hanya kasus kecil dimata segelintir orang yang tidak pernah merasakan di-bully, tapi bagi orang yang pernah di-bully, ini adalah kasus besar yang akan mempengaruhi perkembangan mentalnya. Walaupun kasus ini sudah diusut secara tuntas dan dimata hukum terdakwa sudah menerima ganjaran yang setimpal, tapi masih ada satu luka kecil yang tidak akan pernah sembuh, yaitu rasa trauma mendalam yang dirasakan oleh korban bullying. Mental korban akan rusak, dan akan sulit untuk diperbaiki lagi. Korban bullying akan selalu merasa kurang percaya diri, takut dan selalu terbayang-bayang oleh apa yang pernah dialaminya. Dan sampai kapan pun rasa trauma itu akan tetap ada, dan itu semua tentu akan mempengaruhi masa depannya, mempengaruhi caranya beradaptasi, mempengaruhi caranya mengambil keputusan dan akan mempengaruhi semuanya.

Ini bukanlah masalah kecil yang bisa dianggap remeh, karena sesungguhnya bullying masalah besar yang membutuhkan perhatian dari kita semua. Kita tidak bisa menyerahakan pertanggung jawaban hanya kepada satu pihak saja. Tetapi semua pihak yang kemungkinan terkait harus diberitahu. Anak-anak yang tidak tau harus dijelaskan secara mendetail apa itu bullying supaya mereka mengerti betul jika mereka sedang mem-bully atau di-bully. Dan mereka yang di-bully juga bisa mengambil tindakan dengan cara berani menceritakan semuanya ke orang tua atau guru supaya mereka bisa membantu dan mengambil tindakan yang secepatnya. Mungkin dengan cara memberikan pemahaman dari awal akan membantu mengurangi tindak bullying dan anak-anak bisa bergerak bebas tanpa harus takut di-bully oleh teman-temannya.

WAKE UP EVERYBODY!!! Bullying is not a piece of cake, it’s a big deal! And they need our helping hands!

Kalau bukan kita, siapa lagi?! 😀

jangan lupa yuk kita sama-sama share tentagn HIV dan AIDS di twitter dgn hashtag #KitaPeduli dan mention @ODHAberhaksehat, lalu di visit blog kitaaa di http://katamaya.com/kitapeduliaids oke? see youuu! 🙂

 

pic: by google

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.