Firgi dan Syifa, Bocah Sederhana Dari Pulosari ke Old Trafford

author

Ada pemandangan unik saat para pemain MU keluar dari lorong Stadion Old Trafford menuju lapangan. Kesebelas pemain mengenakan jersey bukan dengan nama mereka sendiri, melainkan nama dari anak-anak yang terpilih sebagai maskot muda Setan Merah. Kesebelas anak tersebut berasal dari seluruh dunia yang dipilih sponsor utama MU, Chevrolet. Ini merupakan sebuah kampanye yang dilakukan Chevrolet bertajuk ‘What Do you #PlayFor?’ Kampanye ini bertujuan menyebarluaskan semangat bermain sepak bola.

Firgi dan Syifa, Maskot manchester United dari Indonesia
Firgi dan Syifa, Maskot manchester United dari Indonesia

Ke-11 maskot tersebut tak hanya dari Indonesia, tapi ada juga dari Brasil, Afrika Selatan, Amerika Serikat, India, Cina, dan Korea Selatan. Mereka anak-anak berusia 10-13 tahun. Selama satu pekan ini, anak-anak tersebut mendapatkan pengalaman menarik, seperti menonton pertandingan MU lawan Swansea di Old Trafford, mengunjungi Sekolah Sepak Bola Manchester United, bertemu dengan para legenda dan tur di Old Trafford.

“Sebuah kebanggaan menyambut 11 maskot di Old Trafford dan para pemain MU dengan bangga berjalan menuju lapangan bersama mereka,” kata Managing Director of the Manchester United Group, Ricard Arnold, dilansir Goal. “Dalam dua tahun kerja sama dengan Manchester United, Chevrolet merangkul keinginan klub untuk terhubung dengan 659 juta fans. Kegiatan hari ini membuktikan betapa kami ingin merangkul semua fans di seluruh dunia,” ia menutup.

 

Dua anak Indonesia yang ambil bagian adalah Firgi Maulana dan Syifa dari Bandung, Jawa Barat. Firgi sangat menyukai sepak bola dan harus mengalami kenyataan pahit ditinggal ibunya yang meninggal saat baru berusia 5 tahun. Ia mampu menunjukkan kepada semua orang bahwa ia mampu berjuang dalam kehidupan yang keras. Uniknya, nama Firgi ditulis Fergie dalam jersey pemain Setan Merah.
Sementara itu, Syifa juga menggemari sepak bola meski lazimnya olahraga ini digemari laki-laki. Meski hidup di lingkungan yang keras, Syifa menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Keduanya mengajarkan bagaimana cara berjuang menjalani kehidupan meski menghadapi permasalahan yang sulit. Awal terpilihnya Syifa dan Firgi adalah ketika Chevrolet bekerja sama dengan Panti Asuhan Rumah Cemara untuk merenovasi satu lahan untuk bermain sepak bola di bawah jalan layang Pasopati Bandung. Firgi dan Syifa yang beruntung terpilih menjadi perwakilan Rumah Cemara terbang ke Manchester.

Syifa, Firgie dan 9 anak lainnya bersama Tim Manchester United di Lapangan legendaris Old Trafford, Inggris
Syifa, Firgie dan 9 anak lainnya bersama Tim Manchester United di Lapangan legendaris Old Trafford, Inggris

Menurut Ginan Koesmayadi (Founder Rumah Cemara), Setelah kembali dari Manchester, apa yang Firgi Rasakan?

Saya gak ngobrol banyak. Karena anak anak tidak semua mampu menceritakan perasaannya secara verbal, tetapi yang saya rasakan dari bahasa tubuh, cara bersikap dan raut muka, dia sangat bahagia. Dan saya rasa kesempatan ini tidak hanya untuk Firgi, tapi untuk semua orang, untuk orang orang yang menghadapi kehidupan, ketika mereka mampu menunjukanbagaimana dia dapat bertahan dengan persoalanyang dihadapinya, saya rasa keajaiban keajaiban itu akan datang dengan sendirinya tanpa diminta.

Video yang membuat semua orang menangis dari Firgi, Fergie Plays For His Mom

Saya belajar banyak dari Firgi, kalau kamu orang dwasa kan mampu menalar sesuatu, di dalam video-nya dia ditanya “Apa yang mau kamu sampaikan, kalau kamu ketemu mama?” dia bilang “terima kasih”. Saya sebagai orang dewasa, saya seperti ditampar mukanya .bayangkan ya, orangtua saya masih adatapi sebagaimana sayabanyak sekali menyalahkan orangtua saya tentang pola didik. Tapi kalau melihat firgi dan segala yang terjadi dalam kehidupannya, dia dengan tulus bilang terima kasih. Itu susah sekali, sangat tidak mudah. Kita aja yang orangtuanya masih hidup, sering menyalahkan mereka “Ah, si mama begini,… si papa mah begini..”

Ya Allah, terima kasih Firgi dihadirkan dalam hidup saya. Bukan semata mata saya membantu dia, ini adalah bentuk kooperatif dari dua insan manusia untuk bagaimana kita jadi lebih baik satu sama lain. Saya berefleksi kesana, saya sungguh merasa tertampar saat dia berkata terima kasih. Saya tahu dia mengatakan itu dari hati, tidak di briefing, dan dia menangis saat mengucapkannya. Saya langsung salah tingkah saat berhadaan dengan firgi, karena saya yang bertanya di video tersebut. Saya langsung teriak “cut.. cut…cut..!” saya langsung diam dan menunduk, lalu memeluk Firgi.

Sumber berita :

http://www.kaskus.co.id/thread/53f54287becb179c048b45bc/dua-anak-indonesia-jadi-maskot-mu-di-old-trafford/

 

 

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.