Interview dengan ODHA Berdaya Seri 3 – PMTCT

author

p (58)T : Jadi, Bagaimana dahulu saat mengetahui anda terinfeksi HIV?

J : Sejak awal terinfeksi HIV, saya pesimis dan patah semangat untuk melanjutkan hidup. Tidak lantas langsung ingin mati, namun beberapa mimpi dan angan-angan musnah. Saya pikir, saya ga akan lagi bisa senyum, ketawa, bahagia, dapat pekerjaan yang menyenangkan, atau mimpi memiliki anak laki-laki. karena saya takut, akan lebih banyak orang yang sedih dan mengalami hal yang lebih buruk.

Tapi ternyata semua ketakutan itu tidak terbukti. Karena saya tetap bisa hidup mengapai cita-cita saya, meskipun hidup dengan HIV. Hal tersebut saya ketahui ketika melihat beberapa teman ODHA yang dengan percaya diri menjalani kehamilannya. Saya mulai membaca beberapa literature dan pedoman, serta kebijakan yang telah diatur oleh kementrian kesehatan bahwa ternyata meskipun hidup dengan HIV AIDS, kita juga tetap bisa memiliki pasangan dan tentunya, merencanakan dengan baik program kehamilan dan memiliki anak yang sehat.

Semangat saya terlahir kembali. Saya optimis, bahwa meski kehidupan sering tidak adil namun Tuhan selalu memberikan jalannya yang terbaik bagi setiap kita. Dan saya percaya, bahwa ada berkat dalam kehidupan ini. Kehidupan saya. Yang harus saya lakukan adalah membaca dan mempelajari lebih banyak tentang bagaimana caranya agar bisa memiliki anak tanpa menularkan HIV.

T : Wah, senang sekali mendengar anda optimis. Bahkan sedang menjalankan program perencanaan kehamilan. Jadi bagaimana rencananya untuk program tersebut?

J : Untuk mempersiapkan kehamilan tersebut saya mendapat masukan dari teman-teman di komunitas serta tentunya dari dokter yang merawat saya. Yang paling utama, Terapi ARV. Saat seseorang HIV+ hendak menjalani program kehamilan WAJIB untuk terapi ARV. Hal ini dikarenakan, terapi ARV berarti mengobati infeksi HIV, menghambat pertumbuhan virus. Ini akan membantu perempuan HIV+, tidak menularkan kepada bayinya baik pada masa kandungan, persalinan dan menyusui.

Terapi ARV harus dijalankan dengan sungguh-sungguh, dan penuh keyakinan disertai dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Kepatuhan ARV juga sangat penting sifatnya, jadi kita harus memastikan bahwa ARV dikonsumsi setiap hari tanpa ada yang terlewatkan sedikitpun.

T : Selain terapi ARV, apa lagi yang Anda persiapkan dalam perencanaan program kehamilan ini?

J : Yang pasti sih. Jangan lupa melakukan pemeriksaan CD4 dan Viral Load. Karena, setelah menjalani terapi ARV, pemeriksaan CD4 dan Viral Load HIV itu penting banget.

T : Memangnya apa fungsi dari kedua pemeriksaan itu?

J : Setahu saya. Tes CD4 fungsinya untuk mengukur, apakah terapi ARV kita berhasil. Karena CD4 kan bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita, yang akan melindungi diri dari infeksi. Sedangkan, tes viral load digunakan untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah.

T : Apakah anda rutin melakukan pemeriksaan CD4 dan Viral Load?

J : Kalau cek CD4, alhamdulilah rutin setiap 6 bulan sekali. Kadang kadang setiap 8 bulan kalau kebetulan lagi gak punya uang. Kalau Viral Load, baru 2 kali, itupun karena mau program perencanaan kehamilan. Agak dipaksain ngumpulin uang karena mahal banget biaya periksanya.

Kata dokter saya. kedua pemeriksaan itu rutin dilakukan kalau ingin merencakan kehamilan. Karena dokter mau melihat apakah kita memenuhi kriteria memiliki anak, dan menjadi ukuran dan memprediksi kapan waktu terbaik pembuahan.

T : Apa lagi hal-hal yang disampaikan oleh dokter dalam rangka perencanaan kehamilan anda, sebagai ODHA?

J : Yang pasti sih, dokter bilang Tetap menggunakan kondom, sebelum semua hasil pemeriksaan darah keluar, dan dinyatakan siap secara medis untuk punya anak.

T : kenapa wajib pakai kondom? Kan mau punya anak?

J : Menurut dokter saya, bukan berarti boleh memiliki keturunan, maka ODHA bisa seenaknya berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Selama proses perencanaan kehamilan, wajib hukumnya menggunakan kondom. Hal ini dapat mengurangi penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya kepada pasangan, dan tentunya dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.

Jika nanti sudah mendapat ‘sign’ dari dokter, bahwa semua hasil pemeriksaan kesehatan kita memenuhi kriteria, maka kita bisa memulai menghitung masa subur. Kenapa harus masa subur? Karena pada masa ovulasi atau masa subur, presentase terjadi pembuahan sel telur akan tinggi, sehingga itu menjadi waktu terbaik pasangan melakukan pembuahan tanpa harus berusaha berkali-kali.

T : Apa yang paling penting dalam proses perencanaan kehamilan ini?

J : Kalau saya pribadi sih, yang paling penting adalah komunikasi dengan pasangan. Jadi pasangan kita tuh harus tahu, bagaimana proses perjalanan perencanaan kehamilan ini. Kita juga harus Rajin berkonsultasi dengan dokter. Konsultasinya berdua, jangan sendiri-sendiri. Karena mau jadi orangtua kan harus belajar bertanggung jawab bersama sama. Selain itu, dalam rangka melakukan pemeriksaan penunjang lainnya, juga harus berkomitmen untuk melakukan. Bukan hanya cek CD4 atau Viral Load yang mahal. Tapi cek cek seperti darah lengkap, kolesterol dan lain-;ain, itu jadi penting.

Yang paling penting sih MENABUNG. Karena kita kan bakalan punya baby ya, jangan sampai kita gak siap kalau harus melahirkan cesar, atau rawat inap dan perawatan bayinya setelah lahir. Jadi orangtua khususnya dalam kondisi HIV+ seperti saya ini ya harus well prepared. Jangan setengah-setengah. Mahal sih memang, tapi pasti rasanya luar biasa kalau mau berusaha.

T : Oke. Terima kasih banyak ya mbak, sudah mau bercerita tentang proses program kehamilannya. Semoga lancar dan diberikan kesehatan selalu.

J : Sama-sama. Terima kasih kembali OBS!

Narasumber : Ibu Ria 30th – Jakarta.

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.