Sekolah itu Hak untuk Semua.. Termasuk Anak Seorang ODHA

author

Miris! Ditengah-tengah pesta perayaan Hari AIDS Sedunia di seluruh Indonesia yang menelan dana milyaran rupiah, namun kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan keseharian ODHA masih saja ditemukan sejuta diskriminasi.

Masih terbayang dengan jelas beberapa hari yang lalu, Wakil Presiden menghadiri perayaan Hari AIDS Sedunia yang dipusatkan di Silang Monas bersama dengan ribuan masyarakat lainnya dan asyik melontarkan pidato menggebu-gebu yang seolah menggambarkan betapa berkomitmennya pemerintah terhadap permasalahan HIV dan AIDS. Menteri tenaga kerja pun tak kalah menggebu-gebunya dengan mengatakan bahwa stigma dan diskriminasi terkait HIV di tempat kerja sudah berkurang dan akan terus diperbaiki. Ritual seperti ini, pesta dengan menghabiskan dana milyaran rupiah diakhiri dengan pidato menggebu, selalu berulang setiap tahunnya.

Hari ini, muncul berita bahwa seorang anak dari seorang yang terinfeksi HIV ditolak masuk ke SD Don Bosco kelapa gading dikarenakan status dari ayahnya yang terinfeksi HIV.

Wow, bukankah di Hari AIDS Sedunia tahun lalu pihak Kementrian Pendidikan Nasional itu menjadi penanggung jawab pelaksanaan pesta AIDS nasional ini? Bukankah baru tahun yang lalu pula Menteri Pendidikan Nasional dengan menggebu-gebu memaparkan programnya terkait HIV dan AIDS di sekolah-sekolah?

Ironis!

Permasalahan seperti ini, bila diurut diantaranya terjadi karena dua hal. Yang pertama adalah masih sangat minimnya informasi HIV dan AIDS yang beredar di masyakarakat luas. Hal ini kemudia memicu stigmatisasi dan diskriminasi yang kencang pada ODHA dalam kehidupan kesehariannya. Orangtua dari siswa lain mungkin belum punya informasi memadai terkait dengan HIV dan AIDS sehingga muncul ketakutan yang berlebihan. tapi, bukankah ini adalah salah satu tugas sekolah.. mencerdaskan masyarakat…

Hal lain yang memicu penolakan ini juga disebabkan karena telah berlangsungnya komersialisasi dunia pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah, terutama sekolah swasta, kemudian memprioritaskan bagaimana mempertahankan banyak siswa yang dalam hal ini akan mendatangkan profit finansial dibanding memperdulikan bahwa setiap anak pada dasarnya berhak atas pendidikan yang layak. Tidak terkecuali anak dari seorang yang terinfeksi HIV. Profit before life..

Penolakan dan pemecatan anak dari ODHA bukan baru kali pertama ini terjadi. Pastinya kejadian ini bukan merupakan yang terakhir selama kita semua belum berubah dan masih menganggap bahwa permasalahan HIV dan AIDS itu adalah permasalahan kamu, dia, mereka dan kalian bukan permasalahan Kita.

HAS = Hari Anti Slogan. Saatnya lebih peduli..

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.