Stigma : Kerugian bagi ODHA atau Masyarakat luas?

author

Satu stigma yang umumnya dilekatkan pada ODHA adalah bahwa HIV yang ada di dalam tubuh mereka itu berasal karena Azab dari Tuhan. Ironisnya, kalangan pemuka agama dan tokoh masyarakatlah yang sering membuat pernyataan ini sehingga turut memicu masyarakat luas memiliki pandangan yang sama. “Mereka jadi ODHA karena pekerja seks..”, “Mereka jadi ODHA karena nyuntik putaw..”

Hal ini yang kemudian membuat komunitas-komunitas yang dekat dengan aktifitas beresiko seperti pekerja seks, gay, transgender serta pengguna narkotika suntik seringkali menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dan stigma sosial yang besar.

Hmm, sebenarnya kalo stigma ini dipertahankan itu siapa ya yang rugi? ODHA atau masyarakat???

Kondisi unik dari HIV membuatnya memerlukan penanganan khusus. Berbeda dengan penyakit menular lain seperti demam berdarah atau flu babi dimana kita bisa membunuh hewan yang menjadi pembawa penyakit tersebut namun tidak bisa begitu jika dihadapkan pada kasus HIV. Pembawa HIV adalah manusia. Ngga mungkin kan kita membunuh manusia hanya untuk membasmi virusnya?

Satu-satunya strategi efektif dalam menanggulangi permasalahan AIDS adalah dengan menyediakan akses layanan kesehatan yang bersahabat bagi komunitas tadi serta menciptakan lingkungan yang bersahabat sehingga komunitas tadi mau mengakses layanan kesehatan tersebut. Saat ini sudah ada banyak akses layanan kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi angka kasus infeksi HIV.

Layanan ini contohnya adalah layanan jarum suntik steril dan methadone bagi pengguna narkotika suntik, layanan komdon dan pelumas bagi gay dan trangender bahkan layanan pencegahan HIV dari ibu kepada anaknya.

Semua layanan ini bertujuan mengurangi infeksi HIV. Sekali lagi, bertujuan mengurangi infeksi HIV. Bukan untuk melegalkan seks bebas atau mempromosikan penggunaan narkotika.

Layanan ini hanya akan diakses oleh komunitas tersebut hanya jika merasa mendapatkan lingkungan yang nyaman bagi mereka untuk mengaksesnya. Stigma akan membuat mereka merasa tidak nyaman dan akibatnya akan menjauhkan mereka dari layanan tersebut. Jika mereka menjauh dari layanan dan menjadi komunitas tertutup, kita akan sulit menerapkan program pencegahan penularan HIV kepada masyarakat luas.

Jadi dengan suburnya Stigma kepada komunitas tersebut, siapa yang rugi? ODHA atau masyarakat??

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.