Ibu Hamil Positif HIV? Why Not!

author

Kita memang kurang tau mengenai ibu hamil dan HIV dan AIDS, tapi kita bakal coba mengupas habis apa saja yang kita ketahui tentang ibu hamil dan HIV AIDS. Semoga bisa berguna ya!

Ibu hamil dengan HIV dan AIDS, mungkin kebanyakan orang jarang mendengar hal tersebut, tapi banyak Ibu hamil yang positif HIV. Apa yang akan terjadi dengan janin yang ada di dalam kandungan? Apakah janin tersebut akan positif HIV? Jawabannya adalah bisa saja janin tersebut negative HIV walaupun orang tuanya positif HIV. Cara supaya janin tidak tertular adalah menekan virus dengan ARV (Anti-Retroviral). Tentunya dengan konsultasi penuh dengan dokter serta mengikuti program yang telah dibuat oleh WHO (World Health Organization) yang bernama PPTCT (Prevention Parents To Child Transmission) atau artinya program pencegahan HIV dari ibu ke anak. Mau tau yang lebih  lengkapnya tentang PPTCT? Boleh dibuka ya, ini linknya http://www.spiritia.or.id/cst/dok/c1075.pdf.

Ketika melahirkan pun ibu di perbolehkan untuk menjalani kelahiran normal, dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh program PPTCT. Setelah mengikuti program yang sudah diajukan dari rumash sakit dan pemerintah, ibu hamil ini bisa memilih apakah ibu ingin melahirkan normal atau Caesar. Tetapi kembali lagi kepada syarat-syarat yang berlaku dan sudah menjadi keharusan untuk orang tua ikuti baik dari sebelum kehamilan (perencanaan) ataupun sesudah kelahiran.

Tetapi kelahiran Caesar juga sesungguhnya lebih mengurangi resiko tertularnya virus HIV ke anak. Setelah melahirkan pun ibu bisa menyusui secara normal seperti ibu-ibu biasanya, tapi tentunya tetap menjalankan program serta konsultasi penuh dengan dokter dan tetap harus menekan virus dengan ARV. Jika ibu normal bisa memberikan ASI kepada bayinya dengan rentang waktu 6 bulan sampai 1 tahun, ibu HIV positif hanya bisa memberikan ASI hingga maksimal 3-4 bulan saja. Setelah 4 bulan pemberian ASI benar-benar harus di stop. Dikarnakan ketika bayi masih berusia dibawah 4 bulan, antibody yang bayi masih antibody orang tuanya, ketika 4 bulan keatas bayi sudah memiliki antibody sendiri. Begitu pula ketika dilakukan test HIV ketika bayi masih dibawah 4 bulan, bayi akan dinyatakan positif HIV karna seperti yang saya jelaskan diatas, antibody bayi ketika masih berusia 0-4 bulan masih antibody orang tuanya. Tapi ketika bayi sudah berusia diatas 4 bulan, penentuan baru bisa dilakukan. Kemungkinan bayi akan negative HIV juga cukup besar, karna ketika sedang mengandung dan menyusui ibu menekan

Jadi jangan khawatir, jika anda ODHA dan ingin mengandung dan melahirkan anak yang negative HIV itu sangat bisa terjadi. Asalkan anda menekan virusnya dengan anjuran penuh dari dokter.virus HIV.

Kalo bukan kita, siapa lagi? 😀

Also Read

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.