Infeksi Nosokomial sebagai penyebab ODHA ditolak dari RS?

author

Sering kita mendengar jika ODHA membutuhkan layanan perawatan di Rumah Sakit dan dikatakan bahwa kamar sedang penuh. Namun ketika di cek kembali, sebenarnya masih banyak kamar yang kosong. Lalu yang penuh yang mana?

Ternyata yang dibilang penuh itu adalah kamar isolasi. Memang di setiap rumah sakit biasanya disediakan beberapa (biasanya sedikit) kamar isolasi yang digunakan bagi pasien dengan infeksi menular. Sayangnya perlakuan diskriminatif bagi ODHA oleh petugas layanan kesehatan kemudian selalu menempatkan ODHA yang butuh rawat inap ke dalam ruangan isolasi ini. Tidak peduli karena penyebab apa dia memerlukan perawatan menginap itu. Jadi masih banyak petugas di pelayanan kesehatan bahwa ODHA –> isolasi.


Jelas ini sebuah diskriminasi bagi ODHA sebab penempatan seorang ODHA dalam ruang isolasi semata-mata hanya dikarenakan status HIV-nya dan bukan merujuk pada kenapa dia memerlukan ruang rawat inap. Dan dikarenakan ruang isolasi khusus bagi ODHA ini hanya sedikit, maka ketika itu digunakan oleh pasien ODHA lainnya, maka pasien tersebut akan ditolak dengan alasan TIDAK ADA kamar.

Alasan lain dan sedikit lebih halus dalam diskriminasi penolakan merawat inap ODHA biasanya dikesankan seolah-olah demi kepentingan kesehatan ODHA itu sendiri. ilustrasi mudahnya begini “Oh karena kamu HIV positif, maka kamu harus di isolasi ya” “Lho, saya kan hanya perlu general check up” “Iya, karena kamu HIV positif, kamu harus di-isolasi untuk melindungi diri kamu dari kemungkinan terkena infeksi dari pasien lainnya. Ini demi melindungi kamu” Uppsss, apakah ini benar???

Kita mengenal adanya Infeksi Nosokomial. Ini adalah infeksi yang penularannya terjadi di rumah sakit. Lebih jelasnya terkait dengan infeksi ini dan bagaimana pencegahanya bisa dilihat di link ini.

Sebenarnya, infeksi ini bisa terjadi kepada setiap orang dan bukan hanya kepada ODHA. Jaminan keamanan sehingga infeksi nosokomial ini bisa direduksi adalah hak dari SETIAP pasien yang sedang menerima perawatan dan bukan hanya ODHA. Dan sangat keliru jika petugas layanan kesehatan menggunakan alasan “Supaya kamu tidak tertular infeksi dari pasien lain, makanya kamu ditempatkan dalam ruang isolasi” Dan sekali lagi, ketika ruang isolasi penuh (karena kamarnya memang sedikit) maka kadang dengan muka pedas petugas itu akan bilang “Maaf, tidak ada kamar!”

Alasan dari petugas layanan kesehatan itu tidak bisa diterima. Itu adalah bentuk diskriminasi kepada orang terinfeksi HIV. Apalagi jika itu di ucapkan seorang dokter, menjadi pertanyaan apakah dia masih menginggat sumpah saat dia diangkat menjadi dokter:

“Demi Allah, saya bersumpah bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan ber­moral tinggi, sesuai dengan martabat pekerjaan saya;

Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerja­an saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan ke­dokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan memper­taruhkan kehormatan diri saya.” (sumber wikipedia)

Bagi teman-teman ODHA sendiri harus mulai berani bertanya jika masih menerima jawaban dari pihak layanan kesehatan jika penolakan di balut dengan kata-kata manis “demi kesehatan ODHA dari infeksi pasien lain”.

Mari Stop diskriminasi ODHA di tempat layanan kesehatan!

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.