Sejuta Mimpi, Harapan dan Semangat Dalam Nazar Bola 24 Jam

author

Kembali ke bandung lagi, kota yang sudah seperti rumah sendiri saat pulang. Berjumpa kembali dengan teman, sahabat dan orang orang terkasih di kota ini. Perjalanan kami dimulai saat mendengar tim nasional Street soccer Indonesia fix akan berangkat ke mexico untuk mengikuti Homeless world cup 2012. Yap! Bandung adalah destinasi kami selanjutnya. Bersama Bani Risset, Irwandy Widjaja dan 3 rekan lainnya, kami mempersiapkan peralatan untuk meliput, dan mempersiapkan diri dengan sejuta harapan dan semangat menyaksikan Nazar yang akan dilakukan oleh teman teman tim nasional, bermain bola selama 24 jam. Perjalanan yang kami tempuh cukup lama karena kemacetan, pukul 11 malam dan tiba sekitar pukul 4 pagi hari. Menginap di salah satu resort nyaman di daerah dago pakar, pagi itu kami pulas terlelap dengan membawa mimpi melihat Tim nasional berlaga di Meksiko.

Bermain bola selama 24 jam? Apa yang ada dalam pikiran orang – orang ini, batin saya. Dan perwujudan nazar Bola 24 jam ini bukanlah tentang kesombongan diri melakukan sesuatu. Bukan tentang menang dan kalah melawan puluhan tim. Tapi ini adalah bentuk rasa syukur yang dilaksanakan oleh seluruh tim nasional Indonesia, karena insyaAllah mereka akan berangkat menuju homeless World cup 2012 di mexico. Tahun lalu, Ginan Koesmayadi melakukan nazarnya yakni berjalan dari bandung ke Jakarta, karena tim nasional Homeless world cup 2011 berhasil berangkat ke Paris untuk bertanding disana.

Dalam kepercayaan Islam Nazar itu seperti janji seseorang kepada tuhan untuk melakukan sesuatu hal, jika apa yang ia harapkan terpenuhi atau terkabulkan. Selama isi materi yang dinazarkan itu bersifat ibadah atau amal-amal yang mendatangkan kebaikan dan manfaat nyata serta tidak bertentangan dengan larangan-larangan agama, maka nazar itu sah dan wajib dilaksanakan. Menurut saya, hal ini sangatlah mulia dan dampak positif yang bisa diambil adalah timnas bisa sekalian berlatih dengan tim lawan, dan dampak yang terbesar adalah support, doa serta dukungan dari para sahabat yang akan semakin menguatkan Tim nasional sebelum berangkat menuju ke Mexico.

Menurut informasi yang saya dapatkan, Tim akan bertanding melawan lebih dari 68 tim lawan selama 24 jam. Terhitung sejak pukul 5 sore tanggal 22 September 2012 hingga pukul 5 sore keesokan harinya tanggal 23 September 2012. Bertempat di Lapangan Bawet di bawah Fly Over pasopati, yang sengaja dipersiapkan oleh tim rumah cemara..untuk arena league of change, tempat berlatih rutin para pemain tim nasional. Ada kekhawatiran apakah tim akan berhasil menyelesaikan nazar mereka? Karena beberapa dari mereka hidup dengan HIV, ada sedikit ketakutan saya dengan kondisi kesehatan mereka.

Sempat benar benar mengikuti jalannya pertandingan, Tim dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan bergiliran bertanding. Di 4 jam pertama dan 4 jam selanjutnya, dan seterusnya. Walaupun ada beberapa orang yang sedikit drop karena kelelahan, namun semangat mereka tetap terbakar.

Di detik detik terakhir selesainya Nazar bola 24 jam, tim nasional HWC 2012 bertanding melawan timnas 2011. Suasana lapangan Bawet semakin ramai dan seluruh supporter mengelilingi lapangan, bersorak, berteriak, bertepuk tangan memberikan semangat kepada seluruh pemain agar bisa menyelesaikan dengan baik. Suasana haru dan tangisan serta pelukan sesaat meledak, saat waktu hitung mundur menuju selesainya waktu nazar selama 24 jam.

Selama pertandingan berlangsung, Indonesia AIDS Coalition juga melakukan liputan lapangan, berupa interview kepada beberapa orang diantaranya Febby Arhemsyah (Manager tim Nasional); Doni (salah satu pemain Timnas asal Surabaya); Bonzo (pelatih timnas); Dewi (Salah satu pemain perempuan yang berpartisipasi); Muthia, (mahasiswi, penonton dan supporter); Yudi Guntara (legend persib Coaching Clinic); Srikandi Pasundan (Pemain yang berpartispasi dalam nazar); Boy (Staff Bank BJB); Inayah Wahid (Putri bungsu Alm.Gusdur).

Poin penting yang bisa saya kumpulkan dari keseluruhan wawancara dengan mereka adalah semangat dan motivasi yang terpancar dari tim nasional ini menggerakan masyarakat untuk memiliki pandangan yang jauh lebih baik lagi terhadap teman teman yang selama ini termarginalkan. Seperti orang yang hidup dengan HIV, mantan pecandu, perempuan dan waria pun ikut berpartisipasi dalam Nazar bola 24 jam ini. Bahwa perjalanan yang mereka tempuh bukan perjalanan kecil, melainkan perjalanan panjang yang berliku dan penuh hambatan. Namun solidaritas dan persaudaraan menyatukan masyarakat Indonesia bahu membahu membantu pencapaian besar ini.

 

 

Tanggal 4 Oktober 2012 mendatang, tim akan bertolak ke meksiko untuk event besar Homeless World Cup 2012. Dengan bantuan beberapa sponsor besar seperti Pertamina, Bank BJB, Askes, dan Masyarakat Indonesia melalui donasi #1000untuk1 dari banyak sponsor dan rekanan, terkumpulah dana untuk membiayai perjalanan, akmodasi, perlengkapan dan training centre mereka selama di Indonesia. Indonesia AIDS Coalition pun sebagai lembaga yang konsen dalam gerakan Odha berhak sehat mendukung penuh dengan membantu melalui social media dan jejaring dengan teman teman komunitas untuk supporting dan promo.

Kemenangan bukanlah tujuan utama. Namun hikmah perjalanan yang akan didapatkan akan dirasakan oleh seluruh pemain, lembaga, komunitas, supporter, sahabat dan semua masyarakat Indonesia yang terlibat dalam proses perjalanannya. Kebanggaan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan Indonesia raya di Negara Meksiko menjadi bukti bahwa dengan bersama sama, kita bisa membuat suatu perubahan kearah yang lebih baik. bangga kami bersama kalian, doa dan semangat bangsa Indonesia menyertai perjalanan tim nasional street soccer menuju Homeless World Cup Meksiko 2012.

There’s always something about football that you cant explain with your logic, This Heart speaking fact that football is beyond football itself! – Ginan Koesmayadi-

For More Update and Information www.leagueofchange.org

 

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.