Aku Punya Cerita….

author

Ini pertama kalinya aku tau orang terdekatku terkena virus itu. Aku kaget, aku mau marah, aku mau sekali mengutuk kenapa Tuhan memberikannya penyakit tersebut. Aku tahu dia adalah orang yang sangat baik, paling tidak baik kepadaku. Kenapa Tuhan tidak adil? Aku tau kalo dia rajin atau paling tidak menaati meminum obatnya dengan baik, semua akan baik-baik saja. Tapi kenapa?

Semua pertanyaan dan perasaan berkecamuk di pikiran dan dihatiku. Susah, tapi ya mau gimana lagi? Nggak ada alesan untuk aku mengutuk dan menangis untuk menangisi keadaan ini.

Ia berkata “I’m sorry I make you disappointed.” Aku hanya bisa berkata,”Why should I disappointed, this virus? It’s not a big deal. But I want you to drink your meds regularly. Why? Because I want you to be better on the next day and I want you to live longer. You took a good care of me, and now it’s my turn to taking care of you by remind you to drink your meds okay? You know I love you that much.” Dia cuma bisa bilang “Thank you and I love you for that.” Nggak tau apa yang aku rasain, cuma bisa terharu dan merasa jadi orang yang lebih berguna aja. Itu adalah satu poin baik buat aku.

Aku ingin berusaha menjadi orang yang berguna. Salah satunya dengan mengingatkan orang ini untuk meminum obat 12 jam sekali. Suatu saat ia berbicara padaku bahwa ia sudah tidak kuat dan tidak sanggup untuk meminum obat tersebut, disebabkan oleh efek sampingnya. Aku tidak tahu harus berbicara apa. Karena biarpun aku mengetahui dan menulis dari efek samping, aku tidak merasakan. Katanya, “Aku capek banget minum obat. Aku mual-mual terus L” Saat itu rasanya aku ingin menangis. Menangis atas apa yang tidak aku rasakan tapi harus dirasakan oleh orang yang kusayangi. Sakit, ya itu. Sakit itu yang aku rasain karena aku tau aku nggak bisa berbuat apa-apa. Itu efek samping dan sebuah resiko.

Aku cuma berkata, “Yuk kita sama-sama jangan jadiin ini sebuah beban? Karena kalo dijadiin beban, nggak akan enak. Kan kamu tau ini buat kebaikan kamu sendiri, jadi jadikan ini sebagai tanggung jawab ya? Aku juga punya tanggung jawab. Ngingetin kamu untuk minum obat! I’m here and I will always love you.” Dia lagi-lagi berkata, “Thank you and love you.” Tersentuh lagi oleh pembicaraan yang baru saja kita lakukan. Aku menangis haru.

Harapan. Aku sendiri punya harapan untuk orang yang aku sayangi itu. Aku mau ia sembuh. Aku mau ia hidup lebih lama. Aku mau ia tetap menjalani hari-harinya dengan biasa. Aku mau ia sehat. Tuhan, tolong jangan buat virus ini semakin membuat ia susah. Karena aku tahu, ia bukanlah orang biasa yang kerjanya hanya makan, tidur, dan nonton TV saja di rumah. Dia orang sibuk, tolong berikan ia kesehatan yang sangat banyak dan jangan buat virus ini menghambat segala aktifitasnya. Amin.

Buat kamu yang di sana, I know this is not easy and I don’t know what are you feeling right now. But you know what? I will always stand by your side and still remind you about the meds, and I’m the one that standing in front of the line when you’re doing your activities. You know how much I love you and I wanna take a good care of you. Be strong my dear, everything is gonna be fine. I love you, I love you, I love you. <3

Also Read

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.