Sudahkah kamu Test HIV?

author

waduh.. kemarin gw habis ML sama pacar lupa pakai kondom. gimana ya..” kata Budi pada sahabatnya “emangnya setiap ML gak pakai kondom gitu?” sahabat balik bertanya

yah..enggak pernah. gw pengen ajak pasangan cek HIV deh.. gimana caranya ya?”  dengan wajah bingung budi kembali bertanya “nih, baca artikel dibawah ini yuk..”

Apa sih Test HIV Itu?

Tes HIV memberi tahu kita apakah kita terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Kebanyakan tes ini mencari antibodi terhadap HIV. Antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuhuntuk menyerang kuman tertentu. Antibodi terhadap semua kuman berbeda, jadi bila ditemukan antibodi terhadap HIV dalam darah kita, artinya kita terinfeksi HIV. Ada juga jenis tes lain yang mencari tanda bahwa virus sendiri ada di dalam darah, tetapi tes macam ini belum tersedia di Indonesia.

Bagaimana Proses Tes HIV?

Tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah. Sekarang juga ada tes yang dapat mencari antibodi dalam air seni, atau dalam cairan yang diambil dari dalam mulut (bukan air liur), digesekkan dari dalam pipi. Tes yang sering dipakai sekarang disebut tes cepat atau rapid test, yang mampu menyediakan hasil dalam 20-30 menit setelah contoh darah atau cairan lain diambil. Untuk tes darah, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali pakai, atau tetes darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum sekali pakai. Jika hasil tes pertama ‘reaktif’ (positif), hal ini menunjukkan kemungkinan kita terinfeksi HIV. Tetapi tes harus diulang sekali (jika kita mempunyai gejala penyakit HIV) atau dua kali dengan cara berbeda untuk memastikan hasilnya benar, dan dapat dinyatakan ‘positif’. Ini biasanya dilakukan oleh tempat tes tanpa kita diketahui. Hasil juga dapat dilaporkan sebagai ‘non-reaktif’ (negatif). Kadang laboratorium juga melaporkan angka non-reaktif (mis. non-reaktif, 0,34).  Angka ini tidak ada relevansi sama sekali dan sebaiknya diabaikan. Sebelum darah diambil, kita wajib diberi konseling oleh seorang konselor yang terlatih. Di antara yang lain, konseling ini akan memberi informasi dasar tentang HIV dan AIDS. Bgmn Manfaat dan kerugian kita mengetahui apakah kita terinfeksi, dan bagaimana kita akan bereaksi jika nanti hasilnya positif Setelah itu, kita diminta menyetujui sebelum darah diambil (sering disebut informed consent). Kita juga wajib diberi konseling lagi oleh konselor yang sama saat hasilnya sudah ada. Hasilnya hanya boleh diberikan pada kita, dan tidak boleh diberikan pada orang lain tanpa persetujuan kita. Tempat melaksanakan tes bertanggung jawab untuk menjamin nama kita dan hasil tes tidak diketahui orang lain. Namun, jika kita di bawah umur, orang tua atau wali kita boleh mewakili kita. Sayangnya, di Indonesia, tidak jelas berapa sebenarnya usia ‘di bawah umur’. Hasil tes tidak wajib dilaporkan ke pemerintah. Ada beberapa tempat tes yang tidak mewajibkan kita memberi nama atau identifikasi. Ini disebut tes tanpa nama atau anonim.

Bagaimana Kita Dapat Dites?

Semua rumah sakit rujukan AIDS (hampir 200 di seluruh Indonesia) dan satelitnya menyediakan layanan tes HIV. Sering kali di klinik disebut VCT (voluntary counseling and testing). Daftar rumah sakit rujukan dapat dilihat di banyak situs situs www.spiritia.or.id atau www.aidsindonesia.or.id Selain itu ada beberapa klinik lain yang menyediakan tes HIV, dan tes juga dapat dilakukan di beberapa laboratorium swasta. walau sering kali lab swasta tersebut tidak menyediakan konseling, pastikan kita mendapat informasinya. Tes HIV di RS kadang disediakan tanpa biaya, tetapi biasa harganya sesuai dgn kebijakan RS.

Siapa Sebaiknya Dites? Kita dapat terinfeksi HIV tanpa mengetahuinya. Kita mungkin tidak merasa sakit atau mempunyai keluhan. Tetapi kita tetap bisa menularkan orang lain. Siapa pun yang aktif secara seksual atau memakai jarum suntik secara bergantian sebaiknya tes HIV secara berkala.

Kapan Sebaiknya Kita Dites?

Jika kita menjadi terinfeksi HIV, biasanya sistem kekebalan tubuh baru membentuk antibodi tiga minggu hingga tiga bulan setelah kita terpajan. Masa ini disebut masa jendela. Jadi, jika kita merasa kita terpajan, atau melakukan perilaku berisiko tertular HIV, kita sebaiknya menunggu tiga bulan setelah peristiwa berisiko sebelum kita dites. Kita juga dapat langsung tes, dan mengulangi tes tiga bulan setelah peristiwa (bukan setelah tes pertama). Selama masa jendela ini, tes antibodi akan menunjukkan hasil non-reaktif (negatif), tetapi walaupun begitu, jika kita sudah terinfeksi kita dapat menularkan orang lain.Sebetulnya, selama masa awal infeksi ini, daya menular kita paling tinggi sehingga kita lebih mungkin menularkan orang lain kalau kita berperilaku berisiko. Menurut pedoman Kemenkes RI, hasil tes HIV yang non-reaktif tiga bulan atau lebih setelah peristiwa berisiko berarti kita tidak terinfeksi HIV, atau dalam kata lain, kita HIV-negatif.

Ada Tes yang Memberi Hasil Lebih Cepat? Tes viral load mencari potongan genetik HIV. Bibit ini terbentuk sebelum sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi. Tes viral load tidak biasa dipakai untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi, karena tes tersebut jauh lebih mahal dibandingkan tes antibodi. Selain itu, tingkat hasil yang salah lebih tinggi, sehingga tes viral load ini tidak disetujui oleh Kemenkes sebagai alat diagnosis HIV untuk orang dewasa di Indonesia.

Apa Artinya Jika Kita Positif?

Hasil positif atau reaktif berarti kita mempunyai antibodi terhadap HIV, dan itu berarti kita terinfeksi HIV. Hasil tes seharusnya disampaikan kepada kita oleh konselor, yang akan memberi tahu kita apa dampak pada kehidupan kita, dan bagaimana kita dapat memperoleh layanan dan dukungan kesehatan serta emosional. Hasil positif bukan berarti kita AIDS. Banyak orang yang positif tetap sehat untuk beberapa tahun, dan tidak tentu langsung perlu memakai obat apa pun. Penerimaan diagnosis HIV sering kali sangat sulit. Namun kita tidak sendiri, dan bertemu dengan teman senasib dapat sangat membantu pada saat itu. Di beberapa daerah, teman-teman Odha sudah membentuk kelompok dukungan sebaya (KDS) untuk memudahkan proses ini. Minta dirujuk pada KDS terdekat oleh petugas klinik VCT. Atau kami juga bisa menjadi sahabat kalian saat kalian mengetahui status HIV.

Apakah Kita Dapat Mempercayai Hasil Tes?

Hasil tes antibodi untuk HIV adalah benar untuk lebih dari 99,5% tes. Sebelum kita diberi hasil positif, tes diulang sebagai konfirmasi. Ada beberapa keadaan khusus yang dapat memberi hasil yang salah atau tidak jelas. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang HIV-positif dapat menunjukkan hasil positif untuk beberapa bulan karena antibodi ibu dialihkan ke bayi yang baru lahir. Walaupun bayi sebenarnya tidak terinfeksi, dia mempunyai antibodi terhadap HIV dan hasil tes dapat reaktif sampai dia berusia 18 bulan. Tes lain, misalnya tes viral load, harus dipakai jika hasil yang benar dibutuhkan lebih cepat. Orang yang baru terinfeksi dapat menunjukkan hasil negatif (non-reaktif) jika dia dites terlalu dini (dalam masa jendela) sejak terinfeksi dengan HIV. Ibu hamil mungkin menunjukkan hasil palsu atau tidak jelas akibat perubahan pada sistem kekebalan tubuhnya.

Tes HIV biasanya mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau cairan tubuh lain. Bila kita terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuh kita membuat antibodi ini untuk melawan HIV. Biasanya dibutuhkan tiga minggu hingga tiga bulan untuk membentuk antibodi tersebut. Selama masa jendela ini, tes kita tidak akan menunjukkan hasil positif walaupun kita terinfeksi. Tes HIV biasa juga tidak memberi hasil yang benar untuk bayi yang baru lahir pada ibu yang terinfeksi HIV. Hasil tes yang positif (reaktif) berarti kita terinfeksi HIV, tetapi tidak berarti kita AIDS. Jika kita memang HIV-positif, sebaiknya kita belajar tentang HIV, dan mempertimbangkan bagaimana kita dapat melindungi kesehatan kita. Sudahkah kamu cek HIV?

 

Artikel ini di re-post dari www.spiritia.or.id

Also Read

Tags

6 thoughts on “Sudahkah kamu Test HIV?”

  1. Saya mau tanya, ketika berhubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal dan menggunakan kondom apakah ada kemungkinan terinfeksi? Walau tidak bocor?

    Reply
    • Halo, jika kondisi kondom tidak bocor, maka kamu relatif aman. Tapi ingat ada beberapa infeksi lain yang dapat tetap menular walau pakai kondom

      Reply
  2. Mau tanya . Saya pernah baca2 di internet… Penyalit autoimun apa benar bisa me pengaruhi hasil.menjadi false.. penyakit autoimun psoriasis .. apakah bisa mempengaruhi menjadi false negatif atau flase positif

    Reply
  3. Mau tanya dong…
    Saya pernah melakukan kegiatan beresiko dg psk pertengahan tahun 2017 dan sudah menjalani tes hiv di puskesmas dg metode rapid pada tgl 01 agustus 2018 dan 2 nov 2018 dengan hasil nonreaktif, pertanyaan saya apakah hasil tersebut sudah bisa menyatakan saya bebas dari HIV mengingat semenjjak tes pertama sampai sekrg lebih sering sariawan dan lidah pun berwarna putih serta ada benjolan kecil dilidah belakang nafas juga terkadang berat..
    Mohon petunjuk apa yang harus saya perbuat saat ini saya sudah menikah dan memiliki anak istri saya pun sudah tes 1 kali pada saat akan melahirkan di tahun2017 bulan agustus, saya sangat depresi…

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.