Nyamuk dan HIV

author

Nyamuk HIVKetika para ilmuwan pertama kali berhadapan dengan HIV, muncul pertanyaan apakah HIV dapat menular melalui transmisi serangga. Beberapa percobaan dan kasus yang tidak dapat dijelaskan pada 1980-an menyebabkan nyamuk menjadi kambing hitam, meskipun para ilmuwan telah memiliki keraguan bahwa serangga bisa menularkan penyakit.

Pada tahun 1987, U.S. Office of Technology Assessment mengadakan workshop untuk mengatasi kekhawatiran tentang kemungkinan ancaman HIV dari nyamuk, kutu busuk, kutu dan kecoak. Hasil dari laporan itu menyatakan bahwa hampir tidak mungkin untuk serangga menularkan HIV.

Diskusi mengenai HIV dan serangga berjalan alot, meskipun beberapa penyelidikan yang tersebar selama bertahun-tahun terus mencari hubungan antara transmisi HIV dan serangga seperti kutu busuk dan lalat. Pada tahun 2006, United States Army Center for Health Promotion and Preventive Medicine mengeluarkan laporan definitif yang diuraikan mengapa tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir tertular HIV dari gigitan nyamuk.

Tapi mengapa kita tidak bisa tertular HIV dari nyamuk sedangkan nyamuk dapat menularkan penyakit lain seperti malaria, demam kuning dan demam berdarah?

Rute biologis penyakit-penyakit tersebut adalah bagaimana malaria menginfeksi lebih dari setengah miliar orang setiap tahun. Agen penyakit malaria berasal dari parasit Plasmodium, bergantung pada nyamuk sebagai perantara untuk kemudian menetap di tubuh manusia.

Setiap gigitan nyamuk berasal dari nyamuk betina yang mencari makan berupa darah untuk menutrisi telurnya. Nyamuk betina menyuntikkan air liur untuk menjaga darah dari pembekuan, dan reaksi alergi terhadap air liur nyamuk membuat kulit kita terasa gatal dan merah setelah gigitan. Jika nyamuk betina menggigit orang yang terinfeksi malaria, dia juga menghisap parasit Plasmodium, parasit tersebut menyerang sel nyamuk dan replikasi. Parasit ini kemudian bermigrasi ke kelenjar liur dimana mereka dapat menginfeksi host manusia lain di gigitan berikutnya.

Jika darah yang dihisap mengandung HIV, virus tersebut tidak dapat mengikuti jalan yang sama seperti parasit malaria. Alih-alih bertambah banyak dan akhirnya menuju kelenjar ludah, virus yang masuk justru dicerna oleh nyamuk, dan bertemu kematian mereka dalam usus serangga.

Sumber: If malaria can be transmitted through a mosquito’s bite, why not HIV?

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.