Hari AIDS Sedunia, “Pak SBY, maukah anda tes HIV?”

author

Pada tanggal 1 Desember nanti, penggiat dan kelompok peduli AIDS mengenal dan merayakan Hari AIDS Sedunia. Perayaan ini diharapkan bisa memicu kesadaran masyarakat umum untuk peka terhadap epidemi AIDS serta dampak sosial lain yang turut menjadi penyebab dan juga lahir dikarenakan epidemi ini.

Permasalahan HIV dan AIDS memang merupakan perang yang panjang. Berbeda dengan penyakit lain dimana obat sudah ditemukan ataupun penyebar penyakit ini dimusnahkan namun kedua hal ini tidak ditemui di dalam fenomena penyakit yang diakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan oleh HIV. Stigmatisasi dan diskriminasi kepada orang yang terinfeksi HIV dan kelompok yang dipandang mempunyai kerentanan terkena infeksi ini semakin menambah rumit pengendalian penyakit ini.

Berbagai strategi sudah dilakukan dalam menyemarakkan HAS. Mulai dari mengganti ketua panitia HAS secara bergiliran antara tiap sektor departemen dengan harapan sektor lebih peduli kedepannya, acara jalan santai sampai dengan rencana agenda melakukan pawai mobil hias yang akan dijalankan di Jakarta. Semua meriah dan mewah.

Alokasinya pendanaan bagi pesta ini pun bervariasi. Setiap tingkatan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, baik ditataran nasional, propinsi maupun kabupate/kota berlomba-lomba mengalokasikan anggarannya demi menyemarakkan pesta ritual tahunan ini. Nilainya mulai dari puluhan juta sampai dengan milyaran. Momen di satu hari ini seolah menjadi ajang pembuktian jika komitment pemerintah sangat tinggi dalam mengendalikan epidemi AIDS di Indonesia yang sekarang pelan-pelan namun pasti sudah menghantui kelompok ibu rumah tangga.

Hanya sayangnya, gegap gempita perayaan ini belum berbanding lurus dengan hasil yang diharapkan. Masyarakat umum hanya sebatas melihat bahwa HIV adalah persoalan kalian dan mereka bukan sebagai persoalan saya. Strategi pendeteksian dini kepada orang yang terinfeksi HIV serta pemberian alat pencegahan, perawatan dan pengobatan bagi yang membutuhkan masih belum bisa berjalan baik sebab masyarakat masih belum menyadari betapa dekatnya mereka dengan infeksi ini serta ketakutan yang berlebihan jika terkena HIV adalah akhir segalanya.

Di tengah kebuntuan seperti ini, Indonesia membutuhkan satu langkah kecil nyata yang mampu membuka mata seluruh masyarakat Indonesia bahwa HIV adalah masalah saya dan bukan hanya masalah kamu, dia dan mereka. Berjuta slogan dan materi kampanye yang didistribusikan di hari perayaan ini akan jauh lebih berarti jika digantikan dengan satu tindakan nyata dari pemimpin bangsa ini sehingga masyarakat umum menjadi sadar jika semua orang pada prinsipnya beresiko sehingga akan jauh lebih baik kita semua melakukan tes HIV sehingga infeksi ini bisa lebih memungkinkan untuk dikendalikan.

Sudah saatnya di moment Hari AIDS Sedunia tahun ini kita bertanya kepada Presiden SBY, sejauh mana kepedulian beliau dengan persoalan ini. Sejauh mana beliau mau mengambil langkah nyata untuk membuka mata seluruh masyarakat Indonesia bahwa HIV bisa kita cegah selama kita mau bersama-sama menghadapinya.

Saatnya di perayaan Hari AIDS Sedunia tahun ini kita bertanya kepada SBY: “Pak, maukah anda tes HIV?”

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.