Pentingnya Tes HIV bersama Pasangan

author

Perempuan ini adalah kekasihku. Kami sudah berpacaran kurang lebih 8 tahun. Kami pasangan yang seks aktif. Beberapa kali kami tidak menggunakan kondom, tapi tidak jarang juga kami ingat bahwa penggunaan kondom sangat penting. Kami sadar kami belum menikah, tapi tahun ini kami berencana untuk menikah. Saya ingin hidup bersama dengannya, sampai saya mati, sampai tua nanti.

Couple-heart-love-620x349

Ada banyak hal yang sudah sering kami bicarakan terkait perencanaan pernikahan kami. Seperti salah satunya masa lalu saya. Dulu saya adalah seorang pemakai narkoba jenis putau. Sejak duduk di bangku SMP, saya sudah menggunakan Putau dan jarum suntik. Salah seorang teman mengajarkan saya. Sampai saya berada di titik tidak dapat berhenti, saya kecanduan dan saya membutuhkan pertolongan.

Ini tahun ke-10 saya bebas dari jeratan Putau sialan itu. Uang dan harta keluarga habis karena kebodohanku. Untungnya Tuhan masih memberikan saya alarm, supaya saya segera bangun dari mimpi buruk. Hubungan saya di masa lalu dengan narkoba, mengingatkan saya akan hubungan saya dengan kekasih saya saat ini. Saya tidak pernah berniat untuk memainkan perasaannya. Saya hanya berusaha untuk mencoba jujur, agar kedepannya kami bisa memiliki kehidupan yang baik.

Sampai suatu hari saya membaca twit sebuah akun bernama @ODHABerhakSehat, isinya kurang lebih seperti ini. “Sudahkah Anda test HIV? Ketahui Status HIV anda lebih dini. Lindungi diri, Pasangan dan keluarga dari Bahaya HIV AIDS!” begitu kira kira isi dari kicauan sebuah akun twitter. Setelah saya telusuri, Akun ini rutin memberikan informasi praktis dan tidak menakutkan mengenai HIV AIDS. Dan hal ini menyadarkan saya, bahwa saya dan pasangan beresiko terinfeksi HIV.

Setelah berdiskusi panjang lebar dengan pasangan saya. Walaupun dengan kaget dan sedikit marah, pasangan saya yang sangat menyenangkan untuk diajak berdiskusi ini sepakat bahwa kami akan melakukan test HIV. Ini membuktikan komitmen kami sebagai pasangan yang bertanggungjawab. Komitmen saya sebagai laki laki. Kami pun saling berjanji, apapun hasilnya akan kami hadapi bersama. Jika ternyata salah sau atau kami berdua ternyata mengidap HIV, kami akan bersama sama mencari jalan keluarnya.

Berbekal Informasi yang kami dapat dari banyak sumber seperti www.odhaberhaksehat.org atau www.spiritia.or.id dan banyak akun twitter seperti @guetau dan @heytemanteman, kemarin kami berdua akhirnya melakukan Test HIV.

Di sebuah klinik di Rumah Sakit daerah Jakarta Selatan, Pukul 8 Pagi kami sudah tiba disana. Mengikuti panduan yang ada, kami mendaftar dan menunggu panggilan konseling. Rasanya tidak karuan, deg deg an, takut, khawatir tapi saya juga bersemangat. Karena di samping saya saat ini, ada seorang perempuan hebat yang mau bersama sama saya melakukan pemeriksaan kesehatan bersama untuk masa depan kami.
Rumah Sakit layaknya pasar. Sangat penuh dengan manusia dari berbagai kalangan. Tua muda, kaya miskin, mengantar ataupun berobat. Sebetulnya kami berdua tidak begitu suka rumah sakit. Tempat ini selalu identik dengan kesedihan dan kesakitan. Saya pernah bermimpi indonesia akan punya layanan rumah sakit yang bersih dan nyaman, murah dan terjangkau.

Akhirnya tiba giliran kami berdua untuk bertemu dengan dokter. Setelah satu jam menunggu. Dokternya perempuan. Senyumnya manis, usianya kira kira seusia ibu saya. Dokter itu menyapa kami dengan ramah dan mempersilahkan kami duduk. Sebelum memberikan kami begitu banyak informasi, dia memperkenalkan namanya dan tugasnya. Lalu kemudian dokter tersebut bertanya mengapa kami datang kesana. Kami bilang, kami mau periksa HIV. Lalu saya bercerita, bahwa saya dulu pengguna narkoba jenis putau dan kami aktif berhubungan seks selama pacaran.

 
Dokter itu sangat ramah. Saya sangat terkejut dia tidak memberikan kami ceramah terkait perilaku kami yang kurang lazim bagi masyarakat indonesia yang belum menikah. Dengan ramah dokter tersebut mulai memberikan informasi seputar HIV AIDS. Apa perbedaan HIV dan AIDS, mengapa seseorang bisa terinfeksi HIV, hal hal apa saja yang bisa mengakibatkan seseorang terinfeksi HIV, dan banyak sekali informasi. Termasuk, informasi penting tentang Bagaimana jika hasil test kami positif. Saya sangat senang. Informasi ini tidak bisa kami dapat dari banyak orang. Kami pun beruntung bertemu dokter yang tidak menghakimi kami, namun memberikan kami arahan sebaik mungkin. Kami berdua tidak lagi takut. Kami yakin ini jalan yang paling tepat kami lakukan.

Jika hasilnya negatif, kami akan melakukan pemeriksaan ulang, karena bisa jadi kami berada dalam periode jendela. Sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang maksimal 3x, selama 3, 6 dan 9 bulan setelah pemeriksaan terakhir. Dan kami akan dengan senang hati menjalani pemeriksaan tersebut. Jika ternyata hasil pemeriksaan tersebut positif, dokter bilang kami bisa tetap hidup. Orang yang hidup dengan HIV kini bisa hidup lebih lama dan sama normalnya dengan manusia lain. Hanya saja ada serangkaian aktifitas baru, yang harus dilalui oleh ODHA, sebutan utk mereka yang terinfeksi HIV. Kami akan rutin mengunjungi rumah sakit, untuk kontrol kesehatan, kami akan minum obat seumur hidup kami, agar virus HIV dalam tubuh tidak menyerang kami.

Sekitar 40 menit kami menyimak penjelasan dari dokter Kusuma. Lalu kami menuju laboratorium untuk diambil darah. Masih sedikit deg deg an. Tapi yang kami lakukan hari ini, untuk kebaikan saya dan calon istri saya yang tercinta. Besok, kami berdua akan kembali ke dokter untuk melihat hasilnya. Saya sudah tidak sabar. Semoga hasilnya baik. Semoga Tuhan selalu memberikan kami kekuatan.

Saya sudah test HIV Lho, kalian bagaimana?

sumber gambar : http://www.smh.com.au/lifestyle/life/survival-tips-for-new-couples-on-valentines-day-20140212-32gwu.html

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.