Gerakan Peluk ODHA, gerakan sederhana penuh makna

author

Oleh : Ramadhany Arumningtyas

Bukan sekedar pelukan biasa. Pelukan ini menandakan bahwa masyarakat sudah memahami info dasar penularan HIV. Tak ada lagi cap buruk. Tak ada lagi diskriminasi.

foto
Picture source : Ramadhany

Pada hari Minggu (30/11/2014), komunitas yang menamakan dirinya “Komunitas Peduli AIDS Samarinda” berkumpul sejak pukul 06.00 bersiap untuk memberikan informasi tentang HIV kepada masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gedung Olahraga (GOR) Sempaja, Samarinda. Beberapa dari anggota komunitas adalah pelajar SMK, yang baru saja menyelesaikan pelatihan HIV-AIDS di sekolah mereka. Dengan penuh antusias mereka memberikan penjelasan kepada seorang ibu hamil dan suaminya yang sedang duduk bersantai sehabis jogging. Dan pelajar-pelajar itu berhasil memberikan pemahaman dasar tentang penularan dan pencegahan HIV kepada ibu hamil tersebut. Gerakan ini diberi nama Gerakan Peluk ODHA, sebab pelukan adalah tanda kasih sayang, dukungan dan persahabatan. Tidak satu pun pelukan dilakukan tanpa perasaan penuh kasih. Namun tentunya, tidak semua orang merespon informasi yang diberikan dengan baik. Beberapa dari masyarakat tetap menolak untuk memeluk kami (red:ODHA) meski sudah diberikan penjelasan. Cukup menyedihkan, tapi tak membuat semangat komunitas ini luntur.

Selain memberikan KIE dan mengedukasi masyarakat sekitar, terdapat mahasiswa PIK Univ. Widyagama yang juga menjelaskan tentang Kesehatan Reproduksi dengan memakai celemek bergambar alat reproduksi wanita dan pria. Komunitas ini juga menyediakan hadiah berupa souvenir kecil bagi masyarakat yang bisa menjawab pertanyaan tentang HIV-AIDS.

Komunitas Peduli AIDS Samarinda berasal dari berbagai komunitas, yaitu Pusat Informasi Konseling (PIK) Univ. Widyagama Mahakam, Akper Pemprov, MAN I, Yayasan LARAS, PIK Palapa, Resimber, SMK Medika, Univ. Mulawarman dan Stikes Muhammadiyah.

Kegiatan Gerakan Peluk ODHA ini dilaksanakan serentak di dua kota, Samarinda dan Bontang. Di Bontang sendiri dikoordinir langsung oleh pendiri KDS Bontang Sehati, Arpinah. “Sekitar 50 relawan turun ke Stadion Besai Berinta, juga memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar. Bahkan kita sempat berorasi di hadapan 5000 guru dan murid yang sedang memperingati Hari Guru di tempat yang sama”. Arpinah menjelaskan tentang keberadaan komunitas ODHA di Bontang, sebagian besar adalah ibu rumah tangga, yang sedang berusaha bangkit dari keterpurukan karena stigma dan diskriminasi.

“Kami hanya ingin memperingati Hari AIDS Sedunia dengan melakukan gerakan sederhana namun penuh makna” ucap Dhany, koordinator Gerakan Peluk ODHA Samarinda.

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.