Kasus HIV-AIDS Ibu Rumah Tangga Meningkat

author

Kasus HIV/AIDS yang menimpa ibu rumah tangga jauh lebih banyak dibandingkan penjaja seks. Hal tersebut berdasar pada perhitungan sepanjang akhir 2010.

Sekertaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Dr Nafsiah Mboi,mengatakan selama ini perempuan penjaja seks diperkirakan menduduki peringkat paling banyak terinfeksi HIV/AIDS.

 

Namun ternyata sampai akhir 2010, jumlah ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS jauh lebih banyak dibanding pekerja seks.

“Sampai 31 Desember 2010 untuk perempuan yang paling banyak adalah ibu rumah tangga yaitu sekitar 2000-an dibandingkan dengan penjaja seks sekitar 400-an,” ujar Dr Nafsiah dalam acara Rakorkesra tentang HIV/AIDS bersama KPA di gedung Kemenkes, Jakarta, Senin 26 September 2011.
Dr Nafsiah menjelaskan jika seorang perempuan menikahi laki-laki yang berisiko tinggi, maka istrinya berisiko 100% terinfeksi HIV/AIDS.
Hal ini dikarenakan jarang sekali, pasangan suami-istri yang mau menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks.
“Kalau bisa mengurangi angka infeksi pada laki-laki berisiko tinggi, maka diharapkan tidak ada infeksi pada laki-laki yang berdampak pada tidak ada infeksi pada para istri, serta tidak ada infeksi lagi pada bayi-bayi yang tidak berdosa,” ujar Dr Nafsiah.
Kondisi ini yang memungkinkan terjadinya penularan pada ibu-ibu rumah tangga, karena umumnya orang yang terinfeksi HIV tidak memunculkan gejala-gejala sehingga ia tidak tahu kalau dirinya sudah terinfeksi.
Selain itu jika seseorang dinyatakan positif terkena HIV biasanya ada masa 5-10 tahun virus ini benar-benar bisa ‘melumpuhkan’ penderitanya. Sedangkan AIDS timbul akibat semakin banyaknya virus HIV di dalam tubuh manusia.Setelah virus memasuki tubuh, maka virus akan berkembang dengan cepat. Virus ini akan menyerang limfosit CD4 (sel T) dan menghancurkan sel-sel darah putih sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Orang dengan HIV akan memiliki jumlah sel darah putih yang kecil.
Pada tahap awal terkena infeksi, virus ini biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda atau gejala apapun.
Gejalanya baru akan muncul setelah dua sampai empat minggu seperti sakit kepala yang berat, demam, kelelahan, mual, diare dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak atau pangkal paha. (mor)
Sumber : Fajar Online

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.