#SahabatOBS pernah dengar mengenai Pneumonia? Nah kali ini ODHA Berhak Sehat mau sedikit ngebahas mengenai pneumonia nih. Yukk kita sama-sama simak.
Pneumonia merupakan infeksi paru-paru yang bisa membuat #SahabatOBS menjadi sangat sakit. Pneumonia juga merupakan infeksi oportunistik (IO) yang paling umum menyerang ODHA. (Baca juga: Mengenal Infeksi Oportunistik). Mungkin kamu akan menunjukan gejala seperti batuk, demam dan sulit bernafas. Bagi kebanyakan orang, pneumonia bisa diobati di rumah, mungkin dalam jangka waktu 2-3 minggu akan sembuh, tetapi tidak menutup kemungkinan juga bagi orang dewasa yang lebih tua, bayi dan orang dengan penyakit lain seperti ODHA bisa menjadi sakit dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Bagi ODHA sendiri, 85% ODHA yang tidak melakukan perawatan atau pengobatan HIV akan mudah terjangkit Pneumonia. Pneumonia juga menjadi salah satu pembunuh ODHA. Walaupun Pneumonia dapat dicegah dan diobati, kurang lebih 10% penyakit ini tetap menyebabkan kematian. Dengan adanya terapi antiretroviral (ART), angka Pneumonia menjadi menurun secara drastis. Namun sayangnya, masih banyak ODHA yang terlambat melaukan pengobatan atau belum mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV. (Baca juga: Dimana Sich Saya Bisa Dapat ARV?)
#SahabatOBS bisa terkena pneumonia dalam kehidupan sehari-hari, terlebih bagi ODHA. Sebanyak 30-40% ODHA akan mengembangkan Pneumonia bila mereka menunggu sampai jumlah CD4 nya kurang lebih 50 (dengan kata lain mereka terlambat mengetahui status HIV nya).
Penyebab Pneumonia
Pneumonia disebabkan oleh jamur yang ada di dalam tubuh hampir setiap orang, yang disebut Pneumocystis carinii atau sekarang dikenal memakai nama Pneumocystis jiroyeci. Sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat menngendalikan jamur ini. Namun, jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, jamur ini akan menimbulkan penyakit pada orang dewasa maupun anak.
Jamur Pneumocystis hamper selalu berpengaruh pada paru dan menyebabkan pneumonia (radang paru)/ pada orang dengan jumlah CD4 dibawah 200 memiliki risiko paling tinggi mengalami Pneumonia, orang dengan CD4 dibawah 300 yang telah mengalami IO lain juga beresiko. Selain itu, orang umum (selain ODHA) lebih cenderung terserang penyakit ini setelah terkena flu, karena flu membuat paru-paru sulit untuk melawan infeksi. Asma, penyakit jantung, kanker atau diabetes juga membuat Kamu lebih mungkin terkena pneumonia.
Gejala Pneumonia
Tanda pertama dari Pneumonia adalah sesak nafas, demam dan batuk tanpa dahak. Siapapun dengan gejala ini sebaiknya segera periksa ke dokter. Selain itu, orang tersebut juga terlihat bernafas dengan cepat, gemetaran, sakit di bagian dada, merasa kelelahan, mual bahkan sampai muntah dan terkadang diare.
Biasanya saat Kamu menemui dokter untuk memeriksakan kondisi Anda, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti rontgen dada dan cek darah lengkap (CBC). Jika gejala yang dimunculkan buruk biasanya akan membutuhkan tes yang lebih banyak lagi. Dokter juga akan menguji lendir dari paru-paru Kamu untuk mengetahui apa bakteri tersebut menyebabkan pneumonia, dan mencari tau perawatan yang terbaik untuk #SahabatOBS. (Baca juga: Bahaya Tuberculosis Pada Pengidap HIV).
Pengobatan Pneumonia
Dokter biasanya akan memberi Kamu antibiotik untuk perawatan pneumonia. Obat-obatannya seperti kotrimoksazol, Dapson, Pentamidin, Ativakuon. Pastikan Kamu mengkonsumsi antibiotic sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter. Selain dengan obat-obatan yang dianjurkan dokter, Kamu juga bisa beristirahat, tidur yang nyenyak, minum banyak cairan, dan jangan merokok untuk hidup yang jauh lebih baik. (Baca juga: Rekan ODHA, yuk berhenti merokok!)
Pencegahan Pneumonia
Sebenarnya pneumonia dapat dicegah dengan vaksin bagi anak-anak dan orang dewasa. Bagi ODHA, cara terbaik untuk mencegah pneumonia adalah dengan memakai ART. Orang dengan jumlah CD4 di bawah 200 dapat mencegah pneumonia dengan menggunakan obat yang juga dipakai untuk mengobati pneumonia. ART dapat meningkatkan jumlah CD4 kita. Jika jumlah CD4 melebihi 200 dan terus bertahan selama 3 bulan, mungkin kita bisa berhenti untuk mengkonsumsi obat untuk mencegah pneumonia tanpa resiko. Namun karena obat pneumonia memiliki efek samping yang ringan, beberapa penelitian mengusulkan pengobatan sebaiknya diteruskan hingga jumlah CD4 di atas 300. Namun, tetap kita harus berdiskusi dengan dokter kita sebelum kita berhenti mengkonsumsi obat apa pun yang diresepkan. (Baca juga: Mengenal Kotrimoksazol)
Sumber:
https://www.webmd.com/lung/tc/pneumonia-topic-overview#1
http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=512