Seputar Viral Load

author

Nah, kali ini mungkin beberapa dari kita pernah dengar yang namanya viral load, atau bahkan masih ada yang asing mendengar kata ini. Yuk kita mulai membahas detail apa sih viral load ini….

Apa sih Viral Load dan Mengapa itu Penting?

Viral load adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah HIV dalam darah kita. Semakin banyak jumlah HIV dalam darah kita (dan oleh karena itu lebih tinggi viral load), maka akan lebih cepat jumlah CD4 akan jatuh, dan semakin besar risiko kita akan mendapatkan penyakit penyerta HIV (dikenal juga sebagai infeksi oportunistik).

Viral load biasanya dilaporkan sebagai jumlah tiruan atau copies HIV dalam satu mililiter darah (copies/mm3). Hasilnya sering disebut sebagai angka saja, tanpa disebut satuan. Batas atas tes kurang lebih 1 juta dan terus disempurnakan sehingga menjadi lebih peka. Selain itu, tes viral load sendiri juga membantu memberikan informasi mengenai status kesehatan #SahabatOBS dan seberapa efektif terapi antiretroviral (ART – pengobatan dengan obat-obatan HIV) dalam mengendalikan virus.

ART sendiri yaitu mengkonsumsi kombinasi obat HIV (disebut regimen HIV) setiap hari. ART tidak dapat menyembuhkan HIV, namun dapat membantu Anda hidup lebih lama, hidup sehat dan mengurangi risiko penularan HIV. Tujuan dari ART sendiri untuk menurunkan dan menekan laju perkembangan dari HIV (menurunkan viral load), idealnya ke tingkat tidak terdeteksi.

Apa itu Normal Viral Load?

Dalam hal ini tidak ada yang dikatakan sebagai viral load “normal”. Orang yang tidak terinfeksi HIV tidak akan memiliki viral load, jadi tidak ada kata kisaran “normal” untuk viral load, selain itu juga perlu dilihat dengan beberapa hasil tes lain (seperti jumlah CD4). (Baca juga: Berkenalan dengan CD4 dan CD8)

Viral Load “Undetectable

Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian pertama, perkembangan HIV bisa mencapai ke arah “tidak terdeteksi” (“undetectable”). Secara umum viral load akan dinyatakan “tidak terdeteksi” jika berada di bawah 40 hingga 50 copies, tapi ada juga tes yang sangat sensitif dan dapat mengukur sampai dibawah 20 copies dalam sampel darah Anda. Jumlah yang tepat tergantung pada standart alat cek laboraturium yang menganalisis Anda. Memiliki hasil viral load “tidak terdeteksi” tidak berarti virus benar-benar hilang dari tubuh kita, hanya bahwa itu adalah dibawah standart laboraturium tempat kita tes. Kita masih memiliki HIV dan perlu untuk tetap ART agar tetap sehat. (Baca juga: Pentingnya Terapi ARV bagi Kesehatan ODHA)

Mengapa hal yang bagus jika memiliki Viral Load  Tidak Terdeteksi (“Undetectable”)?

Memiliki viral load yang tidak terdeteksi merupakan hal yang penting bagi beberapa alasan, pertama , karena sistem imunitas dalam tubuh mampu kembali seperti semula (CD4 mampu lebih cepat meningkat) dan menjadi kuat, artinya bahwa kita akan memiliki resiko yang rendah untuk terserang atau sakit akan penyakit penyerta HIV.

Kedua, memiliki viral load yang tidak terdeteksi artinya juga bahwa kemungkinan resisten (tidak cocok) terhadap ARV yang kita konsumsi menjadi lebih kecil. (Baca juga: Apa Efek Samping ARV?)

Yang ketiga, memiliki viral load tidak terdeteksi secara masiv juga mengurangi resiko penularan HIV kepada orang lain.

Kapan dan Seberapa Sering Saya Membutuhkan Tes Viral Load?

Biasanya, tempat #SahabatOBS memeriksakan HIV akan merekomendasikan tes viral load untuk pertama kali untuk menentukan seberapa banyak viral load teman-teman. Hasil dari viral load sendiri akan:

  •         Menunjukan seberapa efektif HIV treatment dalam mengontrol laju virus, dan
  •         Menunjang status informasi kesehatan Anda.

Setelah teman-teman memeriksakan diri dan hasilnya positif (+), teman-teman harus melakukan tes viral load, untuk melihat base line (vira load dasar) sebelum mengkonsumsi ARV, setelah itu paling tidak 3 sampai 6 bulan setelah mengkonsumsi kita mengecek viral load kembali,  serta 2 sampai 8 minggu setelah memulai atau mengganti jenis ARV sampai jumlah viral load bisa ditekan dan berkurang. (Baca juga: Kapan Waktunya Periksa CD4 dan Viral Load?)

Macam Cara dalam Tes Viral Load       

Tes viral load sendiri tidak hanya melalui satu cara, tetap ada 3 cara yang bisa dipilih salah satunya ketika hendak tes viral load, namun tidak semua tempat menyediakan ketiga jenis ini dalam satu waktu dan itu biasanya tergantung pada tempat kita melakuan tes.

  • Metode PCR (polymerase chain reacction) memakai satu enzim untuk menggandkan HIV dalam contoh darah. Kemudian reaksi kimia menandai virus. Penanda diukur dan dipakai untuk menghitung jumlah virus. Tes jenis ini dibuat oleh Roche dan Abbot.
  • Metode bDNA (branched DNA) menggabungkan bahan yang menimbulkan cahaya dengan contoh darah. Bahan ini mengikat pada bibit HIV. Jumlah cahaya diukur dan dijadikan jumlah virus. Tes jenis ini dibuat oleh Bayer.
  • Metode NASBA (nucleic acid sequence based amplification) menggandakan protein virus agar dapat dihitung. Tes ini dibuat oleh bioMerieux.

Masing-masing tes menunjukan hasil yang berbeda untuk contoh yang sama. Karena hasil tes berbeda, kita sebaikanya tetap memakai jenis tes yang sama untuk memantau kecenderungan viral load. Catatan: tampaknya semua tes viral load di Indonesia memakai metode PCR.

Nah, dari sedikit uraian tentang Viral Load, #SahabatOBS sudah cukup paham dong mengenai Viral Load dan penting nya untuk cek Viral Load kita? Sayangnya sampai tulisan ini dibuat, masih banyak kendala untuk melakukan tes viral load, antara lain harga tes masih mahal, dan terbatasnya tempat yang terdapat tes viral load. (Baca juga: Curhat Seorang ODHA Tentang Susahnya Mengakses VL). Yuk sama-sama tes Viral Load biar kita semua dapat terus berupaya menjadi sehat ..
Referensi:

http://www.aidsmap.com/Viral-load/page/1327496/

https://www.aids.gov/hiv-aids-basics/just-diagnosed-with-hiv-aids/understand-your-test-results/viral-load/

http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=125

Also Read

Tags

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.